Jumat, 14 April 2017

Pengertian. Ciri-ciri, Kaidah Kebahasaan, Struktur dan Unsur-unsur Cerpen


Pengertian cerpen

           Pengertian Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan.
Sedangkan Pengertian Cerpen Menurut Ahli, Jakob Sumardjo (2004: 10) : Cerita pendek adalah cerita atau narasi (bukan analisa argumentatif) yang fiktif (tidak benar- benar terjadi tapi bisa terjadi kapan saja dan di mana saja) serta relatif pendek. Dan cerita fiktif yang pendek berdasarkan realitas tersebut hanya mengandung satu kejadian untuk satu efek bagi pembaca.

          Menurut wikipedia Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Ciri-ciri cerpen

            Untuk membedakan Cerita Pendek (cerpen) dengan novel atau teks lainnya maka kita perlu mengetahui ciri-cirinya, sehingga berdasarkan ciri-ciri tersebut maka kita akan lebih mudah menganalisa sebuah teks untuk membedaakan apakah teks itu cerpen atau bukan, bahkan kita juga akan lebih mudah memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat 
Adapun ciri-ciri dari cerpen secara umum adalah sebagai berikut:
  1. Panjang karangan ± 3-10 halaman (kurang dari 10.000 kata ) 
  2. Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada novel. 
  3. Ceritanya fiktif dan rekaan 
  4. Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis 
  5. Habis dibaca sekali duduk 
  6. Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam
  7. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari 
  8. Mengangkat masalah tunggal kehidupan pelaku 
  9. Tokoh-tokohnya mengalami konflik sampai pada penyelesaian 
  10. Penggunaan kata-katanya (khas) dan mudah dikenal masyarakat 
  11. Meninggalkan kesan mendalam dan efek terhadap perasaan pembaca 
  12. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis 
  13. Beralur tunggal dan lurus 

Ciri atau kaidah kebahasaan cerpen

Cerpen juga karakteristiknya dapat dikenal dari bahasa yang digunakan di dalamnya, ciri bahasa dari cerpen adalah sebagai berikut:

  1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga kepribadian tokoh yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya gagah, rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
  2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya.
  3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam percakapan di dalam cerpen
  4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit, memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
  5. Bahasa yang digunakan  tidak baku dan tidak formal.
  6. Bisa menggunakan gaya bahasa Perbandingan, pertentangan, pertautan maupun perulangan.


Struktur isi dari Cerpen

           Untuk lebih memahami isi sebuah cerpen maka kita perlu mengetahui struktur isi yang biasa dilibatkan dalam sebuah cerpen, sebagai berikut:
  1. ABSTRAK: ringkasan/inti cerita, dalam cerpen abstrak ini sifatnya opsional boleh di libatkan atau tidak, tidak jadi masalah
  2. ORIENTASI: pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan dalam sebuah cerita, baik pengenalan sifat tokoh tempat terjadinya peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dalam cerita.
  3. KOMPLIKASI: bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita,  masalah mulai timbul karena sebab-akibat rangkaian peristiwa, kemudian sampai pada klimaks
  4. EVALUASI: penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut.
  5. RESOLUSI: penyelesaian masalah yaitu struktur teks yang mengungkapkan solusi yang dialami tokoh atau pelaku.
  6. KODA: pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca, koda ini sifatnya opsional boleh dilibatkan atau pun tidak

Unsur Intrinsik dan ektrinsik cerpen

             Unsur Intrinsik adalah suatu unsur yang menyusun suatu karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur sebuah karya sastra. sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra. 
Jadi secara singkat unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam teks cerpen sedangkan unsur ektrinsik adalah unsur yang terdapat diluar teks cerpen.

Unsur intrinsik cerpen

Unsur intrinsik yang menyusun suatu cerpen terdiri dari tema cerita, alur cerita atau plot, latar, penokohan dan sudut pandang, secara lengkap dan dijelaskan sebagai berikut:
Tema cerita
Tema biasanya dalam karya sastra berisfat mengikat dan merupakan Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan, Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. 
Alur Cerita atau plot
Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama cerita. Plot biasanya berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Penokohan
Dalam sebuah cerita pendek sering melibatkan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Sementara tokoh adalah orang/pelaku yang berperan dalam cerita
Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.
Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Lantas apa itu latar di dalam cerpen ?,
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra seperti misalnya:
  1. Latar Tempat, Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
  2. Latar Waktu, Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
  3. Latar Sosial, Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Sudut Pandang
          Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita: 
a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
c. Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.
d. Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.

Unsur Ektrinsik Cerpen

             Selain unsur intrinsik di dalam sebuah cerpen juga terdapat unsur ektrinsik atau unsur -unsur yang berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra, biasanya selalu menyangkut sebuah latar belakang, meliputi latar belakang masyarakat, nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri dan juga latar belakang masyarakat. 
Untur ektrinsik sebuah cerpen secara lengkap adalah sebagai berikut:

a. Latar belakang  masyarakat

             Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen berupa faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga berpengaruh terhadap penulis itu sendiri.
Diantara latar belakang yang mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen adalah;
  1. Ideologi suatu negara, konsisi ideologi suatu negara sangat mempengarui hasil karya sastra, diantaranya cerpen. Setiap negara yang mempunyai ideologi yang berbeda akan melahirkan hasil karya sastra yang berbeda pula.
  2. Kondisi politik suatu negara, konsisi politik suatu negara atau wilayah akan sangat mempengaruhi hasil sebuah karya sastra, semisal cerpen. Misalnya, pergolakan konsisi polikit dalam suatu waktu akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra. 
  3. Kondisi ekonomi suatu negara, kondisi perekonomian sebuah bangsa atau negara juga akan ikut berpengaruh terhadap hasil dari sebuah karya sastra termasuk karya sastra cerpen.
  4. Konsisi sosial suatu negara, Selain kondisi ideologi, politik dan perekonomian suatu negara, kondisi sosial juga akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra.

b. Biaografi pengarang atau latar belakang penulis

           Latar belakang penulis adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri pengarang itu sendiri yang memotivasi atau mempengaruhi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari beberapa faktor, antara lain:
  1. Aliran sastra penulis, aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.
  2. Riwayat hidup sang penulis,  Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.
  3. Kondisi psikologis, Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita sedih atau gembira pula.

c. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

           Unsur ektrinsik yang ke 3 yang terdapat di dalam sebuah cerpen adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen itu sendiri yang meliputi:
  1. Nilai moral, Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.
  2. Nilai budaya, Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, adat istiadat yang berlaku.
  3.  Nilai agama, Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan ajaran agama.
  4. Nilai sosial, Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.

Langkah-langkah menulis cerpen

             Agar anda mampu memproduksi sebuah cerpen maka anda harus menggunakan pendekatan khusus berupa langkah-langkah dalam menulis cerpen, sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan) dan menentukan tema 
Melakukan observasi (pengamatan, penelitian, mengungkap pengalaman) dapat memunculkan tema tertentu. Rumusan tema kadang-kadang membutuhkan penjabaran melalui observasi. Jadi observasi dan tema bisa saling melengkapi. Observasi dapat dilakukan dengan melihat suatu peristiwa, mendengar cerita orang lain, atau pengalaman pribadi. 
2. Menentukan latar , tokoh ,sudut pandang, dan konflik 
Menentukan latar,tokoh,konflik dan sudut pandang dalam cerpen yang akan ditulis berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan.
3. Menyusun peristiwa-peristiwa 
Menyusun peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan dalam rangkaian alur yang dimainkan dalam latar tertentu. Peristiwa-peristiwa tersebut memuat konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerpen. 
4. Memilih kata-kata 
Mengembangkan peristiwa menjadi cerpen dengan pilihan kata yang menarik. Pilihan kata yang digunakan dapat menggunakan kata-kata dari bahasa daerah, bahasa asing , dan bahasa gaya remaja.
Sumber :  http://referensisiswa.blogspot.co.id/2017/01/teks-cerita-pendek-cerpen-pengertian.html

7 komentar: